Tradisi Jamasan Pusaka Di Desa Baosan Kidul Kabupaten Ponorogo (Kajian Nilai Budaya Dan Sumber Pembelajaran Sejarah)

Authors

  • Kabul Priambadi Alumni Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Madiun
  • Abraham Nurcahyo Universitas PGRI Madiun

DOI:

https://doi.org/10.25273/ajsp.v8i2.2678

Keywords:

Jamasan Pusaka, Budaya, Pembelajaran Sejarah

Abstract

Tradisi dapat ditunjukkan dari hasil budaya yang masih ditemui, baik yang sederhana maupun modern. Hal ini merupakan kemajuan pola pikir nenek moyang kita dalam berkarya baik secara fisik maupun non fisik. Sebagai hasil teknologi, kebudayaan fisik cepat mengalami perkembangan. Kebudayaan sendiri merupakan kumpulan pengetahuan yang secara sosial diwariskan dari generasi berikutnya yang memiliki kelemahan dan keunggulan, oleh karena itu, tidak ada kebudayaan yang sempurna. Jamasan pusaka merupakan salah satu cara merawat benda-benda pusaka seperti keris yang di angggap memiliki tuah. Dalam tradisi masyarakat jawa, jamasan pusaka menjadi sesuatu kegiatan spiritual yang cukup sakral dan dilakukan hanya dalam waktu tertentu saja yaitu di bulan suro seperti yang dilakukan di Desa Baosan Kidul Kabupaten Ponorogo. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mendekatkan generasi muda dengan tradisi yang masih ada di dalam lingkungannya, supaya generasi muda dapat mencintai budaya lokal sendiri dan juga tradisi ini sebagai ajang silahturahmi masyarakat Desa Baosan Kidul. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu wawancara langsung ke narasumber atau tokoh masyarakat dan hasil wawancara berupa catatan lapangan yang kemudian diambil kesimpulanya yaitu Jamasan memandikan pusaka atau keris menggunakan perasan air jeruk nipis dan biasanya dilakukan disetiap masing-masing rumah pada bulan suro.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

20-07-2018

Issue

Section

Articles