Kajian historis carok di Madura pada masa kolonialisme Belanda
DOI:
https://doi.org/10.25273/ajsp.v14i1.18568Keywords:
sejarah, carok, kolonialisme, MaduraAbstract
Secara historis pada abad 18 M carok dilakukan sebagai upaya melawan kolonialisme. Carok di simbolkan dengan cerulit sebagai perlawanan. Bagi Belanda celurit disimbolkan sebagai para jagoan. Lalu kesewenangan Belanda ingin membeli lahan seluas-luasnya dengan harga murah melalui carik rembang dengan cara licik untuk memenuhi keinginan. Keresaan ini menimbulkan ketidakadilan hingga muncul penggagalan carik rembang oleh Sakera. Selanjutnya Belanda mengutus salah satu jagoan pabrik untuk membunuh sakera, sehingga masyarakat tergerak menentang. Namun, Belanda melakukan adu domba hingga membuat citra celurit maupun Madura menjadi negatif. Sebelum melakukan Carok terdapat persyaratan khusus yang harus terpenuhi terlebih dahulu. Penelitian ini bertujuan mengkaji dari sisi historis pemaknaan carok di Madura pada masa kolonialisme Belanda dengan menggunakan metode historis. Tahapan metode historis diantaranya heuristik, kritik, interpretasi, historiografi. Heuristik berupa primer keterangan dari informan dan sekunder buku dan journal dengan kata kunci Madura dan carok. Tahap kritik data primer dan sekunder diseleksi secara intern untuk mengetahui kredibilitas dan autensitas sumber Pada tahap intepretasi menggunakan teori identitas budaya struart hall. Hasil penelitian ini istilah carok pertama kali dikenal dan dilakukan oleh masyarakat Madura pada masa kolonialisme Belanda. Awal mula dilakukan carok untuk menentang dan melakukan perlawanan terhadap Belanda. Pada masa sekarang carok dianggap sebagai identitas budaya masyarakat Madura.
Downloads
References
Anan, M. S., Rahmatiar, Y., Abas, M., Hukum, F., Buana, U., & Karawang, P. (2023). Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Adat Budaya Carok Madura Akibat Perselingkuhan Berdasarkan Pasal 338 Tentang Pembunuhan ( Studi Putusan Nomor 14 / Pid . b / 2020 / PN . BKL ) mempertahankan harga diri , akan tetapi ikut berperan dalam penyelesaian. 6(14), 248–261.
Ar Razy, M. R. O., & Dienaputra, R. D. (2023). Dinamika konflik panembahan dan residen: Kebijakan sistem irigasi dan implikasinya terhadap masyarakat Madura (1850-1907). Agastya: Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya, 13(1), 33. https://doi.org/10.25273/ajsp.v13i1.12614
Arianto, H., & Krishna. (2013). Tradisi Carok Pada Masyarakat Madura. https://www.esaunggul.ac.id/tradisi-carok-pada-masyarakat-adat-madura/
Asiyah, B., & Muttaqin, D. (2021). Aspek-aspek psikologis dalam budaya Carok. Jurnal Insight Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember, 17(2), 392–402. https://doi.org/10.32528/ins.v17i2.2059
Dayanti, F., & Legowo, M. (2021). Stigma Dan Kriminalitas : Studi Kasus Stigma Dusun Begal Di Bangkalan Madura. Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, 5(2), 96–110. https://doi.org/10.38043/jids.v5i2.3202
Hall, S. (1997). Representation: Cultural Representations and Signifying Practices. Sage Publications.
Handayani, E., & Misbah, F. (2019). Carok, ‘Di Persimpangan’ Budaya Dan Hukum Positif. Crepido, 1(1), 23–31. https://doi.org/10.14710/crepido.1.1.23-31
Herlina, N. (2020). Metode sejarah. In Satya Historika (Vol. 110, Issue 9).
Hidayati, R. (2023). Penanggulangan Tindak Pidana Pembunuhan Dengan Cara Carok Pada Masyarakat Madura. DINAMIKA, 29(2), 8589–8604. http://www.alekkurniawan.com/2022/menyikapi-budaya-carok-dalam-masyarakat.html.
Jufri, M. (2017). Nilai Keadilan Dalam Budaya Carok. Yustitia Fakultas Hukum Universitas Madura, 18(1). http://36.88.105.228/index.php/yustitia/article/view/200/162
Kompas.com. (2012). Carok, Warisan “Adu Domba†Kolonial Belanda. 1 September. https://regional.kompas.com/read/2012/09/01/13080815/carok.warisan.quotadu.dombaquot.kolonial.belanda?page=all
Madura, L. (2020). Pengawasan VOC Tidak Seketat Madura Barat. Lontar Madura. Retrieved 29 Januari 2024 from https://www.lontarmadura.com/pengawasan-voc-tidak-seketat-madura-barat/2/
Mustikajati, A. A., Ramadhan, A. R., & Fitriono, R. A. (2021). Tradisi carok Adat Madura dalam Perspektif Kriminologi dan Alternatif Penyelesaian Perkara Menggunakan Prinsip Restorative Justice. Intelektiva, 3(4), 95–107.
Ontologi, T., Mawaidi, D. A., Zuchdi, D., & Yogyakarta, U. N. (2021). Islam dan Paradoks (Budaya) Carok di Madura. Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan Islam, 9(2). https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/tamaddun/index
Rahmasari, D., Jannah, M., & Puspitadewi, N. W. S. (2014). Harga Diri dan Religiusitas dengan Resiliensi Pada Remaja Madura Berdasarkan Konteks Sosial Budaya Madura. Jurnal Psikologi Teori Dan Terapan, 4(2), 130. https://doi.org/10.26740/jptt.v4n2.p130-139
Rokhyanto, & Marsuki. (2015). Sikap Masyarakat Madura Terhadap Tradisi Carok. El Harakah, 17(1), 71–83.
Sangadji, B. M. R., B, M. G. F., & F, S. P. (2021). Menilik Budaya Carok Pada Masyarakat Madura Dalam Sistem Hukum Adat Di Indonesia. 2(3), 236–248. https://media.neliti.com/media/publications/457128-tracing-the-carok-culture-of-the-madures-5e41dfde.pdf
Shobiroh, N. B. I., Agustin, N. D., Sauca, D. M., Maheswara, R. A., & Umami, R. O. (2023). The Relevance of Carok and Settong Dara from a Historical Perspective to Reduce Madura’s Negative Stigma. Soshum: Jurnal Sosial Dan Humaniora, 13(1), 54–62. https://doi.org/10.31940/soshum.v13i1.54-62
Syamsuddin, M. (2019). History Of Madura sejarah, budaya dan Ajaran Luhur Masyarakat Madura. Araska. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=bUHBEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA3&dq=Budaya+Carok+Sebagai+Kearifan+Lokal+Masyarakat+Bujur+Tengah+Kecamatan+Batu+Marmar+Kabupaten+Pamekasan+dalam+Kajian+Filsafat&ots=sujmp9U0Hj&sig=9PIUr2ks7wneqnoBvdMTx5pDIvQ&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
Syarof, B., & Tobroni, F. (2020). Alasan Harga Diri Pada Praktek Carok (Tinjauan Ham Dan Hukum Islam). Tahkim , 16(1), 87–105. https://madurapost.id/2020/01/motif-carok-warga-tebul-timur-vs-bulangan-barat-gagal-menikah-
Wahyudi, M., Dartiningsih, B. E., Suryandari, N., Quraisyin, D., Rakhmawati, F. N., Wahyuningsih, S., & Handaka, T. (2015). Identitas Kultural Masyarakat Madura: Tinjauan Komunikasi Antar Budaya. In Madura: Masyarakat, Budaya, Media, dan Politik.
Widati, S. (2009). Feminisme dalam Sastra Jawa Sebuah Gambaran Dinamika Sosial. Atavisme, 12(1), 83–96. https://doi.org/10.24257/atavisme.v12i1.160.83-96
Downloads
Published
Issue
Section
License
This work is licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International
Under the following terms:
Attribution - You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
NonCommercial - You may not use the material for commercial purposes.
ShareAlike - If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.