Perubahan gunung kunci dari fungsi benteng pertahanan menjadi taman hutan raya, 1917-2023

Anwar Firdaus Mutawally, Reiza D. Dienaputra

Abstract


Penelitian ini bertujuan menelusuri perkembangan fungsi benteng gunung kunci di Kabupaten Sumedang. Selama ini dikenal masyarakat karena unsur mistis, sehingga belum banyak yang mengetahui sisi historis maupun upaya konservasi alam. Diperlukan kajian ilmiah yang membahas gunung kunci dari segi sejarah maupun konservasi alam. Fokus penelitian adalah perkembangan gunung kunci mulai benteng pertahanan pada masa kolonial hingga menjadi taman hutan raya pada masa kemerdekaan. Metode sejarah digunakan dalam penelitian ini dengan empat tahap yakni heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Penulis mendapatkan data sejarah dari perpustakaan, lembaga kearsipan, sumber daring, lokasi benteng dan koleksi pribadi. Sumber penelitian dari dokumen, buku, jurnal, laporan penelitian, prasasti dan sumber lisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gunung kunci bermula sebagai benteng pertahanan pada 1917. Hal ini dilakukan sebagai bentuk preventif pemerintah kolonial untuk menghindari serangan dari luar atau pemberontakan. Perubahan fungsi benteng dari infrastruktur pertahanan. Di mulai sejak tahun 1960-an dengan utilisasi gunung kunci sebagai kawasan hutan produksi pinus. Sejak tahun 1977 menjadi objek wisata yang dibuka bebas untuk pengunjung. Pada tahun 2004, beserta Gunung Palasari ditetapkan statusnya menjadi taman hutan raya di Indonesia.


Keywords


gunung kunci; benteng; taman hutan raya

Full Text:

PDF

References


Abrianto, O. (2020). Kekuasaan Masa Kolonial di Nusantara: Contoh Kasus Kota Sumedang. Prosiding Seminar Arkeologi 2020, 123–121.

Adrisijanti, I. (2013). Benteng dulu, kini, dan esok. Kepel Press.

Atmadja, A. S. (1920). Ditiung Memeh Hujan.

Budihardjo, E. (1997). Arsitektur Pembangunan dan Konservasi. Djambatan.

Fachrurozi, M. H. (2020). Indie Weerbaar Polemic and the Radicalization of Sarekat Islam (1917-1918). IHiS (Indonesian Historical Studies), 4(2), 128–143.

Handayani, R., Wiyanarti, E., & Yulifar, L. (2019). Rekam Jejak Pangeran Aria Soeria Atmadja (Bupati Sumedang Tahun 1883-1919). FACTUM: Jurnal Sejarah Dan Pendidikan Sejarah, 8(1), 85–96.

Herlina, N. (2020). Metode Sejarah. Satya Historika.

Hermawan, I. (2011). Bandung Sebagai Ibukota Hindia Belanda. Alqaprint.

Imanuddin, A. M. (2016). Lapangan Cigugur. https://sumedangtandang.com/direktori/detail/lapangan-cigugur.htm

Kartini, D. S. (2016). Perubahan Fungsi Benteng Palasari dan Kaitannya dengan Pembangunan Benteng Gunung Koentji di Kabupaten Sumedang. Universitas Gadjah Mada.

Kunto, H. (1986). Semerbak Bunga di Bandung Raya. Granesia.

Lasmiyati, L. (2014). Ditioeng Memeh Hoedjan: Pemikiran Pangeran Aria Suria Atmadja dalam Memajukan Pemuda Pribumi di Sumedang (1800-1921). Patanjala: Journal of Historical and Cultural Research, 6(2), 223–238.

Lepage, J.-D. (2023). Dictionary of Fortifications: An illustrated glossary of castles, forts, and other defensive works from antiquity to the present day. Dictionary of Fortifications, 1–368.

Lubis, N. H. (2000). Sejarah kota-kota lama di Jawa Barat. Bandung: Alqaprint.

Marihandono, D. (2008). Perubahan peran dan fungsi benteng dalam tata ruang kota. Wacana, 10(1), 144–160.

Nagazumi, A. (1989). Bangkitnya Nasionalisme Indonesia: Budi Utomo, 1908-1918. Grafitipers.

Panglipur, K. J. (2017). Peran Raden Ono Lesmana Kartadikusumah Dalam Perkembangan Tari Wayang Di Kabupaten Sumedang (1926-1987). Universitas Pendidikan Indonesia.

Paramastuti, D., & Chofyan, I. (2013). Penataan zona taman hutan raya gunung kunci di kawasan perkotaan Sumedang. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 13(1).

Pratama, F. (2016). Dwi Fungsi Kota Bandung Sebagai Pusat Pemerintahan Sipil dan Kemiliteran Hindia-Belanda Masa Depan (1808-1942). Artikel Dalam Kegiatan Masa Pendidikan Karakter (MADIKA).

Purnomo. (2015). Praktik-praktik konservasi lingkungan secara tradisional di Jawa. UB Press.

Safitri, D., Surtikanti, R., Grataridarga, N., & Mardiati, W. (2023). Naskah Sumber Arsip Statis dengan Narasi Kreatif Tujuan Wisata. Uwais Inspirasi Indonesia.

Sjamsuddin, H. (2012). Metodologi Sejarah. Ombak.

Susila, R., & Apriliani, R. N. (2021). Pendugaan Cadangan Karbon di Taman Hutan Raya Inten Dewata. Wanamukti: Jurnal Penelitian Kehutanan, 22(2), 94–103.

Tejaningsih. (1996). Gunung Kunci.


Article Metrics

Abstract has been read : 197 times
PDF file viewed/downloaded: 0 times


DOI: http://doi.org/10.25273/ajsp.v14i1.16717

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya Indexed by: 

    

Copyright Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya ISSN 2087-8907 (printed) , ISSN 2052-2857(online)

Lisensi Creative Commons
Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya by E-JOURNAL UNIVERSITAS PGRI MADIUN is licensed under a  Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats