Potensi budaya bakar batu dalam pembelajaran fisika

Indah Slamet Budiarti

Abstract


Papua merupakan salah satu provinsi Indonesia dimana mayoritas penduduknya tinggal di daerah pedesaan. Mereka tersebar di berbagai daerah seperti kelompok yang membentuk budaya yang berbeda untuk daerah yang berbeda. Sejauh ini, berbagai penelitian tentang budaya lokal dari kelompok etnis Papua telah dilakukan tetapi tampaknya bahwa potensi budaya lokal diintegrasikan ke bahan pembelajaran fisika khususnya di sekolah-sekolah belum mendapat perhatian dari sistem pendidikan dan pemerintah lokal. Seperti Salomo menyatakan, peserta didik pengetahuan awal berasal dari, dan dipengaruhi oleh budaya di mana mereka tinggal [1]. Selain itu, Aikenhead dan Jegede melaporkan bahwa efek dari peserta didik ada dua. Pertama, jika pembelajaran di sekolah yang sedang dipelajari selaras dengan budaya keseharian siswa, maka proses pembelajaran akan mendukung cara pandang siswa terhadap alam sekitarnya. Proses pembelajaran seperti itu disebut dengan proses enkulturasi. Kedua, jika proses ini tidak sejalan atau relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka, maka guru berusaha menyuapi siswa dengan materi, dengan cara menyisihkan atau meminggirkan budaya siswa, mereka mungkin akan menerima materi yang disampaikan oleh guru sebagian atau bahkan menolak sama sekali [2].  Untuk mendukung pendapat tersebut, Basttiste dan Kawagley menyatakan bahwa jika proses belajar dimulai dari fakta-fakta / fenomena yang mereka amati dimana mereka tinggal, kemudian mereka aktif termotivasi untuk belajar [3]. 


Keywords


Budaya batu bakar; pembelajaran fisika

Full Text:

PDF

Article Metrics

Abstract has been read : 1469 times
PDF file viewed/downloaded: 0 times


DOI: http://doi.org/10.2573/snpf.v0i0.1701

Refbacks

  • There are currently no refbacks.