Perubahan Sosial Ekonomi pada Industri Keramba Jaring Apung di Curug Apu Jatiluhur selama Pandemi Covid-19
DOI:
https://doi.org/10.25273/gulawentah.v5i2.6611Keywords:
keramba jaring apung, perubahan ekonomi, Covid-19Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengulas secara mendalam dampak yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 kepada industri Keramba Jaring Apung (KJA) serta strategi apa yang diterapkan industri ini dalam menghadapi pandemi Covid-19. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi model Miles dan Huberman, karena dianggap relevan dalam mendeskripsikan secara naratif hasil penelitian yang telah dilakukan. Teknik dan prosedur pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Oleh karena itu, peneliti berperan dalam hal perencana, pengumpul data, penganalisis dan penulis hasil dari penelitian ini. Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Curug Apu yang terletak di Kabupaten Purwakarta yang berada di wilayah perairan waduk Jatiluhur, memiliki manfaat bagi masyarakat sekitar, yaitu digunakan sebagai lokasi usaha perikanan air tawar atau biasa disebut dengan Keramba Jaring Apung (KJA). Di Kabupaten Purwakarta, usaha KJA ini menjadi salah satu sektor yang berkontribusi besar dalam meningkatkan kesejahteraan dan membuka peluang kerja untuk masyarakat. Di masa sekarang pandemic covid-19, terdapat ancaman lain yang mengganggu pelaksanaan industri ini. Dengan penyebarannya yang luar biasa cepat serta sulit dideteksi siapa saja pengidapnya, membuat industri ini juga turut terkena dampaknya. Apalagi setelah diproklamirkannya sistem physical distancing yang bertujuan untuk menjaga jarak serta diterapkannya PSBB di beberapa wilayah. Secara tidak langsung kebijakan tersebut mempengaruhi pangsa pasar industri KJA. Salah satu cara yang digunakan yaitu dengan menyimpan dan menahan penjualan ikan patin dan nila di pasaran hingga harga yang ada dipasaran tersebut kembali stabil.
Downloads
References
Baban. (2019). Wawancara Pemilik KJA.
Bungin, B. (2015). Analisis Data Penelitian Kualitatif (ke-9). Raja Grafindo Persada.
Burke, P. (2015). Sejarah dan Teori Sosial (Kedua). Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Gunarto, A. (2003). Pengembangan Sea Farming Budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) Kerapu (Ephinelphelus Sp.) di Indonesia. Jurnal Matematika, Saint, Dan Teknologi, 4(1), 35–44.
Heymann, D. L., & Nahoko Shindo. (2020). Covid-19: what is next for public health? The Lancet, 395(10224), 542–545. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30374-3
Japsamsah, C. I., Dien, C. R., & Andaki, J. A. (2014). Analisis Sensitivitas Usaha Budidaya Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Desa Tatelu Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara. Akulturasi, 2(4), 175–180.
Kordi, M. G. (2001). Usaha Pembesaran Ikan Kerapu di Tambak. Kanisius.
Nastiti, A. S., Krismono, K., & Kartamihardja, E. S. (2001). Dampak Budi Daya Ikan Dalam Keramba Jaring Apung Terhadap Peningk,Atan Unsur N Dan P Di Perairan Waduk Saguling, Girata, Dan Jatiluhur. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 7(2), 22. https://doi.org/10.15578/jppi.7.2.2001.22-30
Pangemanan, O. V. L., Mantjoro, E., & Jusuf, N. (2014). Dampak Kebijakan Moratorium terhadap Industri Perikanan (Studi Kasus Kota Bitung). Akulturasi, 2(4), 181–191.
Rosyidah, L., & Zamroni, A. (2019). Persepsi Masyarakat Terhadap Usaha Budi Daya Karamba Jaring Apung (KJA) Ikan Kerapu Di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Marina, 5(1), 29–37.
Sjamsuddin, H. (2016). Metodologi Sejarah (M. Nursam (Ed.); Cetakan 3). Ombak.
Sztompka, P. (2011). Sosiologi Perubahan Sosial (T. W. B.S. (Ed.); Keenam). Prenada Media Group.