Kesenian Tari Sufi: Studi Nilai Budaya dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Antropologi di MAN 1 Magetan

Authors

  • Ninik Wijayanti MAN 1 Magetan

DOI:

https://doi.org/10.25273/gulawentah.v4i2.5557

Keywords:

Nilai Budaya, Sumber Pembelajaran Antropologi, Tari Sufi

Abstract

Pertunjukan Tari Sufi MAN 1 Magetan dapat digali sebagai sumber belajar Antropologi bagi siswa, siswa dapat memperilajari nilai-nilai budaya dalam pertunjukan tari Sufi MAN 1 Magetan. Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Magetan dalam kurun waktu 6 bulan. Menggunakan pendekatan kualitatif, dengan informan sebagai berikut: penari Sufi, Kyai Budi, Pembina ekstrakurikuler tari Sufi, guru-guru Sosiologi/Antropologi. Informan ditentukan dengan tehnik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh divaliditasi dengan tehnik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data dengan cara interaktif dan berlangsung secara terus menerus  dengan tahapan mereduksi, penyajian data dan menyimpulkan semua informasi secara benar. Tari Sufi MAN 1 Magetan dijadikan kegiatan ekstrakurikuler dan diminati peserta didik maupun masyarakat. Tari ini mempunyai tata cara gerakan seperti yang diajarkan Kyai Budi, tokoh Sufi Indonesia yang mengenalkan tarian ini di wilayah Magetan termasuk MAN 1 Magetan. Dalam penyajian bersifat luwes, kostum tidak memakai jubah hitam, yang dilepas waktu akan menari, warna kostum tidak harus hitam dan putih putih dan bisa bercorak, batik pring sedapur misalnya. Juga tidak memakai quff sebagai alas kaki tetapi memakai kaos kaki biasa. Pola lantai tidak mengikuti pola tertentu tetapi menyesuaikan dengan tempat pertunjukan dan jumlah penarinya. Tari Sufi MAN 1 Magetan mengandung nilai-nilai budaya, yaitu: nilai filosofi, nilai estetika, nilai spiritual, nilai perbaikan mental, nilai cinta kasih, nilai persaudaran, nilai silaturahmi, nilai sehat, dan nilai ekonomis. Tari Sufi berpotensi sebagai sumber pembelajaran Antropologi secara materi nilai budaya terdapat dalam mata pelajaran Antropologi kelas XI, Kompetensi Dasar 3.3 dan 4.3.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ahmadi, R. (2017). Sufi Profetik: Studi Living Hadis Jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Kabupaten Trenggalek. Jurnal Living Hadis, 2(2), 289-315.

Faiz, F. (2016). Sufisme-Persia Dan Pengaruhnya Terhadap Ekspresi Budaya Islam Nusantara. ESENSIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 17(1), 1-15.

Falah, A. R. (2015). Makna tarian sufi Jalaluddin Rumi di Pondok Pesantren Roudlotun Ni'mah Kalicari Semarang. UIN Walisongo,

Hakim, R., & Ribha, M. R. (2019). Teologi dakwah inklusif dalam “Tari Sufi Nusantaraâ€. UIN Walisongo,

Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Humanika.

Hidayat, A. (2011). Budaya Banyumas Sebagai Sumber belajar IPS di SMP Kabupaten Banyumas. Paramita: Historical Studies Journal, 21(1).

Iskandar, J. (2017). Etnobiologi dan keragaman budaya di indonesia. Umbara: Indonesian Journal of Anthropology, 1(1).

Jamaris, E. (1993). Nilai budaya dalam beberapa karya sastra Nusantara: sastra daerah di Sumatra: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Koentjaraningrat, K. (2009). Ilmu Antropologi. Jakarta: RIneka Cipta.

Manan, A. (2013). Makna Simbolik Gerak Tari Rabbani Wahid. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 1(1).

Miles, M. B., & Huberman, A. M. (2002). The qualitative researcher’s companion: California: Sage Publications.

Nawawi, H. (1993). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Peress.

Opsantini, R. D. (2014). Nilai-Nilai Islami Dalam Pertunjukan Tari Sufi Pada Grup “Kesenian Sufi Multikultur†Kota Pekalongan. Jurnal Seni Tari, 3(1).

Putra, A. D. (2017). Estetika Sema Dalam Tarekat Sufi Naqsybandi Haqqani Jakarta Sebagai Media Penanaman Pendidikan Tauhid. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 1(1), 26-39.

Sari, N. (2013). Keberadaan tari sema jalaluddin rumi pada kelompok Tari sufi Jepara Di Desa Kriyan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sutardi, T. (2007). Antropologi: Mengungkap keragaman budaya: PT Grafindo Media Pratama.

Winataputra, U. S., Delfi, R., Pannen, P., & Mustafa, D. (2014). Teori belajar dan pembelajaran.

Wiranata, I. G. A. (2011). Antropologi Budaya: Citra Aditya Bakti.

Downloads

Published

08-12-2019

Issue

Section

Articles