Peningkatan Ketrampilan Menulis Narasi Melalui Metode Pengamatan Lingkungan Sekitar Sekolah

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Nofe Dwi Dianingsih
Panji Kuncoro Hadi
Agung Nasrulloh Saputro

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model observasi lingkungan sekolah melalui penulisan narasi, menjelaskan hasil pembelajaran menulis narasi di kelas V SDN Mantingan 5, dan menilai kelebihan dan kelemahan model ini dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi dan berpikir kreatif. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap seluruh siswa kelas 5 SDN Mantingan 5 Mantingan yang berjumlah 17 orang, dianalisis melalui penyambungan data, reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Temuan menunjukkan bahwa penerapan model mencapai persentase hasil observasi dan wawancara sebesar 60% pada Siklus I, meningkat menjadi 80% pada Siklus II. Hasil menulis menunjukkan peningkatan yang optimal, dengan 80% siswa mencapai skor kreativitas ≥ 3 (baik), 100% mencapai skor menulis narasi ≥ 70, dan 80% mencapai skor aktivitas belajar ≥ 3 (baik). Kelebihan model ini antara lain meningkatkan keterampilan menulis, mendorong pembelajaran kreatif, dan memfasilitasi kolaborasi dan refleksi di kalangan siswa, sedangkan kelemahannya mencakup penerapan yang memakan waktu, penilaian subjektif, dan memberikan tantangan bagi siswa yang kurang mahir dalam menulis.

In Grade V of SDN Mantingan 5, a school environmental observation model for narrative writing is implemented. The impact of this model on writing and creative thinking is evaluated in this study. Data from 17 students were gathered through observation, interviews, and recording using Classroom Action Research (CAR), and the results were then examined. The results demonstrate a notable increase, with 80% of students scoring well in narrative writing and strong inventiveness. Advantages encompass improving writing abilities and encouraging teamwork, but disadvantages include time commitment and arbitrary evaluation, creating difficulties for students with lower proficiency levels.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

References

  1. Ahmad Rofi’udin & Darmiyati Zuhdi. (2002). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
  2. Tinggi. Malang : UNM
  3. Anas Sudijono. (2010). Statisik Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers
  4. Burhan Nurgiyantoro. (2011). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
  5. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
  6. . (2005). Sastra Anak, Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
  7. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
  8. Dina Indriana. (2011). Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif. Yogyakarta : Diva Press
  9. Gorys Keraf. (2010). Argumentasi dan Narasi. Jakarta : Gramedia Putaka Utama.
  10. Hamruni. (2011). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
  11. Henry Guntur Tarigan. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :
  12. Angkasa.
  13. Iskandarwassid & Dadang Sunendar. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung :
  14. Remaja Rosdakarya.
  15. Mackey, W.F. Analisis Bahasa. Surabaya: Usaha Nasional. 1986.
  16. Mahmudi -, Zulaeha, I., & Supriyanto, T. (2013). Menulis narasi dengan metode karyawisata
  17. dan pengamatan objek langsung serta gaya belajarnya. Journal of Primary
  18. Education, 2(1). https://doi.org/10.15294/jpe.v2i1.1259
  19. Mulyati, E. (2018). Meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi melalui pendekatan
  20. kontekstual dengan inspirator lingkungan sekolah siswa kelas vii smp negeri 1 wera tahun
  21. pelajaran 2016/2017. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), 2(1).
  22. https://doi.org/10.58258/jisip.v2i1.606
  23. Nandang Budinian. (2006). Memahami Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Jakarta :
  24. Depdiknas.
  25. Prihatin, D., & Widayati, M. (2019). Pembelajaran menulis narasi dengan media gambar seri di
  26. sekolah dasar negeri 1 giritirto. Stilistika: Kajian Bahasa, Sastra, dan
  27. Pembelajarannya, 5(1). https://doi.org/10.32585/.v5i1.607
  28. Rini Kristiantari. (2004). Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar, MenulisDeskripsi dan
  29. Narasi. Sidoarjo: Media Ilmu
  30. Saleh Abbas. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di SekolahDasar. Jakarta
  31. : Depdiknas.
  32. Suharsimi Arikunto. Suhardjono. & supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
  33. Aksara.
  34. Suwarsih Madya. (2009). Teori dan Praktik Penelitin Tindakan. Bandung :Alfabeta.
  35. Smaradhipa, Galih. Bertutur dengan Tulisan diposting dari situs http://www.rayakultura.com.
  36. /05/2005 .
  37. Santoso, Kusno Budi. Problematika Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa. 1990.
  38. Soejono, Ag. Metode Khusus Bahasa Indonesia. Bandung: C.V. Ilmu1983.
  39. Surjiyanto, S. (2022). Peningkatan keterampilan menulis narasi melalui model think talk write
  40. berbantuan lingkungan belajar. Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter, 7(1). https://www.irpp.com/index.php/jipk/article/view/1325
  41. Stiawan, Yasin. Perkembangan Bahasa diposting dari situs http://www.siaksoft.com. 16/01/2006.
  42. Tarigan, Syamsuddin, A.R. Sanggar Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta.
  43. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6653168/pengertian-bahasa-adalah-fungsi-peranragam-dan-sifatnya.
  44. Triaji, C. L., Yayuk, E., & Fithriyanasari, E. (2019). Contextual teaching and learning untuk
  45. peningkatan keterampilan menulis narasi siswa kelas iv sekolah dasar. Refleksi Edukatika :
  46. Jurnal Ilmiah Kependidikan, 9(2). https://doi.org/10.24176/re.v9i2.3178
  47. Wijaya Kusumah & Dedi Dwitaga. (2011). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
  48. Indeks.
  49. Zainurrahman. (2011). Menulis : dari Teori Hingga Praktik. Bandung : Alfabeta.