PENGEMBANGAN USAHA IKAN NILA di DESA MERANGIN KECAMATAN KAMPAR RIAU

Authors

  • Astuti Astuti Pendidikan Matematika Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
  • Syafriani Syafriani Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
  • Dwi Viora Program Studi PGSD Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

DOI:

https://doi.org/10.25273/jta.v5i1.5053

Keywords:

tilapia, pellet machine, marketing, income, ikan nila, mesin pellet, pemasaran, pendapatan

Abstract

Abstract. Tilapia farmers in Kampar Regency independently cultivate tilapia. Partners experience very minimal capital constraints, where the price of seeds and feed is increasing, while the selling price of tilapia is likely to be constant or even decline. The purpose of this activity is to help tilapia farmers to increase revenue and selling value of tilapia produced by the provision of pellet machines. The obstacle faced by partners is the high price of feed causing high prices of production, while the selling power of tilapia is low. This is what causes the small profits obtained by tilapia farmers. Activities undertaken in the PKM program are the use of IPTEKS in terms of tilapia production by providing feed / pellet machines, this effort aims to reduce dependence on commercial feed sold at relatively high prices. This activity was carried out in July by giving pellets to partners. By giving this machine can increase the income of tilapia farmers. The price of commercial pellets is Rp 8,620, while the price of feed using the pellet machine is Rp 4,000. The difference in profits obtained by indigo farmers by providing pellets is Rp4,620. So that the use of pellet machines can increase the income of tilapia partners.

Abstrak. Petani ikan nila di Kabupaten Kampar melakukan budidaya ikan nila secara mandiri. Mitra mengalami kendala dalam modal yang sangat minim, dimana harga benih dan pakan yang semakin meningkat, sedangkan harga jual ikan nila yang cenderung tetap atau bahkan mengalami penurunan.  Tujuan kegiatan ini untuk membantu petani ikan nila untuk meningkatkan pendapatan dan nilai jual nila yang dihasilkan dengan pemberian mesin pelet.  Kendala yang dihadapi mitra yaitu tingginya harga pakan menyebabkan tingginya harga produksi, sedangkan daya jual ikan nila rendah. Hal inilah yang menyebabkan sedikitnya keuntungan yang diperoleh petani ikan nila. Kegiatan yang dilakukan pada program PKM ini adalah penggunaan IPTEKS dalam segi produksi ikan nila yaitu dengan pemberian mesin pakan/pelet, upaya ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap pakan komersil yang dijual dengan harga yang relative tinggi. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli dengan pemberian mesin pelet kepada mitra. Dengan pemberian mesin ini bisa meningkatkan pendapatan petani ikan nila. Harga pelet komersil adalah Rp 8.620,-, sedangkan harga pakan dengan penggunaan mesin pelet adalah Rp 4.000,-. Adapun selisih keuntungan yang didapat oleh petani nila dengan pemberian mesin pelet adalah Rp4.620,-. Sehingga penggunaan mesin pelet dapat meningkatkan pendapatan mitra ikan nila.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Andriani, T. (2014). Pelatihan Pengolahan Ikan Patin Menjadi Makanan Variatif dan Produktif di Desa Sawah Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar. Menara Riau, 13(1), 72–87.

Dinas Perikanan Kabupaten Kampar. (2013). Salai Ikan Nila jadi Ikon Riau.

Dinas Perikanan Provinsi Riau. (2015). Budidaya Ikan di Kampar Terbaik Nasional.

Leksono, K. Y., Setiyo, Y., & Tika, I. W. (2014). Modifikasi Mesin Pencetak Pakan Budidaya Lele Berbentuk Pellet dengan Kebutuhan Daya Rendah. Jurnal Beta (Biosistem Dan Teknik Pertanian), 2(1), 1–9

Purnomo, P., & Suhanda, J. (2014). Diversifikasi Olahan Berbasis Ikan Patin Di Desa Jingah Habang Hilir Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan Diversification Processed Based Catfish in the Village of Jingah Habang Hilir Sub-District Karang Intan District Banjar South K. Fish Scientiae, 4(8), 80–80.

Downloads

Published

2020-01-30

Issue

Section

Articles