Manajemen program bimbingan konseling Sekolah Menengah Pertama

Ilya Aida Darliyan Fitri, Dede Rahmat Hidayat, Sofia Hartati

Abstract


Manajemen bimbingan konseling yang dibuat secara sistematis akan menciptakan layanan bimbingan konseling yang efektif dan efisien bagi peserta didik. Salah satunya dengan cara dibuatnya program bimbingan konseling yang jelas, terorganisir dan rasional. Namun dalam membuat program bimbingan konseling, terdapat beberapa kendala diantaranya adalah minimnya anggaran untuk kegiatan bimbingan konseling di sekolah, minimnya keterampilan yang dimiliki guru bimbingan konseling dalam merencanakan program bimbingan konseling. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran manajemen bimbingan konseling, kelebihan serta kekurangan program di tiap sekolah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan hasil temuan diatas hanya SMPN 259 melaksanakan manajemen program layanan bimbingan konseling lebih baik atau unggul dibanding yang lainnya. Masing-masing program memiliki kelemahan dan kelebihan dan mungkin jika disatukan akan menjadi program yang lebih baik.

 Abstract

Management of guidance counseling is systematically created effective and efficient guidance counseling services for students. One of them is by making a clear, organized and rational guidance counseling program. However, in making guidance counseling programs, there are several obstacles including the lack of budget for counseling guidance activities in schools, the lack of skills possessed by school counselor in planning guidance counseling programs. This research was conducted to determine the description of management of guidance counseling, advantages and disadvantages of the program in each school. This research uses a descriptive method. Based on the above findings, only SMPN 259 implements better counseling program management services or guidance compared to the others. Each program has weaknesses and strengths and if united would be better program.


Keywords


Management, Program, Guidance Counseling

Full Text:

PDF

References


ASCA National model. (2012). Retrieved from http://www.ascanationalmodel.org/content.asp?contentid=18

Basuki, S. (2006). Metode Penelitian. Jakarta.

Bhakti, C. P., Kumara, A. R., & Safitri, N. E. (2017). Pemahaman guru bimbingan dan konseling tingkat SMP tentang bimbingan dan konseling komprehensif. Counsellia: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 7(1), 11. https://doi.org/10.25273/counsellia.v7i1.1163

Cobb, N. A. (2011). Progressing towards the implementation of the Tennessee model for comprehensive school counseling programs: a study of school counselor priorities and practices.

Cobia, D. C., & Henderson, D. A. (2006). Developing an effective and accountable school counseling program. Prentice Hall.

Escapa, S., & Julià, A. (2018). What impact do guidance and counselling programs have on students?

Furqon dan Badrujaman, A. (2014). Model Evaluasi Layanan Dasar Berorientasi Akuntabilitas. Jakarta: Indeks.

Gysbers, Norman, C. and Henderson, P. (2001). Comprehensive Guidance and Counseling Programs: A Rich History and a Bright Future. Professional School Counseling, 4(4), 289. Retrieved from https://www.questia.com/library/journal/1P3-70579253/results-based-comprehensive-guidance-and-counseling

Gysbers, Norman, C. and Henderson, P. (2012). Developing and Managing Your School Guidance and Counseling Program (fifth edit).

Gysbers, N. C. (2001). Assessing the Effectiveness of School Guidance Programs : Program , Personnel , and Results Evaluation By Norman C . Gysbers.

Hatch, T., Poynton, T. A., & Pérusse, R. (2015). Comparison Findings of School Counselor Beliefs About ASCA National Model School Counseling Program Components Using the SCPCS.

Kurniawan, L. (2015). Pengembangan Program Layanan Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Di Sma. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Konseling, 1(1), 1. https://doi.org/10.26858/jpkk.v1i1.1351

Moyer, M. (2011). Effects of Non-Guidance Activities, Supervision, and Student-to-Counselor Ratios on School Counselor Burnout. Journal of School Counseling, 9, 1–31. https://doi.org/Retrieved November 17, 2014

Peraturan Menteri nomor 111, K. R. I. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. , Jakarta: Depdikbud § (2014).

Rahman, F. (2009). Bimbingan dan Konseling Komprehensif; Dari Paradigma Menuju Aksi. Disampaikan pada Workshop Penyusunan Program BK Komprehensif.

South Carolina Guidance and Counseling Writing Team. (2008). The South Carolina Comprehensive Developmental Guidance and Counseling Program Model Guidance and Counseling.

Wentzel, K. R. (1999). Social-Motivational Processes and Interpersonal Relationships : Implications for Understanding Motivation at School. 91(1), 76–97.

Wilkerson, K., & Bellini, J. (2006). Intrapersonal and organizational factors associated with burnout among school counselors. Journal of Counseling and Development, 84(4), 440–450. https://doi.org/10.1002/j.1556-6678.2006.tb00428.x

Young, A. (2011). The Beliefs and Practices of. (December), 67–76. https://doi.org/10.1177/2156759X1101500204

Zuriah, N. (2009). Metode Pendidikan Sosial Dan Penelitian Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.


Article Metrics

Abstract has been read : 6960 times
PDF file viewed/downloaded: 0 times


DOI: http://doi.org/10.25273/counsellia.v9i2.4808

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Counsellia is Indexed By:


Counsellia Office:
Universitas PGRI Madiun
Program Studi Bimbingan dan Konseling
 

View Counsellia Stats


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.