Integrasi budaya Indonesia dengan pendidikan sains

Tantri Mayasari

Abstract


Akhir-akhir ini banyak sekali bencana yang terjadi di Indonesia. Data yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat sebanyak 2.384 kejadian bencana alam di seluruh Indonesia. Bencana yang sering terjadi yaitu banjir, kebakaran hutan, gunung meletus dan tanah longsor. Sebagian besar bencana diakibatkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab karena kurangnya pemahaman terhadap nilai-nilai kearifan terhadap lingkungan alamnya, yang semestinya diperoleh melalui pendidikan sains di sekolah.  Namun, pembelajaran sains yang semestinya berisi nilai-nilai kearifan dan etika sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia yang dikenal luhur tersebut selama ini terabaikan. Adimasana (2000) mengungkapkan bahwa salah satu penyebabnya adalah akibat dari kegagalan sektor pendidikan dalam melaksanakan pendidikan nilai di sekolah. Pembelajaran di sekolah masih belum melebur serta memperhatikan nilai-nilai kehidupan sosial dan budaya di lingkungan sekitar peserta didik. Oleh sebab itu, diperlukan pembelajaran sains yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai kearifan budaya lokal khususnya dan budaya Indonesia pada umumnya agar menghasilkan peserta didik yang memiliki karakter unggul dan literasi sains. 


Full Text:

PDF

References


Adimasana, Y. B. (2000). Revitalisasi pendidikan nilai di dalam sektor pendidikan formal. Dalam A. Atmadi, & Setiyaningsih, Y. , Transformasi pendidikan memasuki milenium ketiga. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Press.

Arends, R. I. (2008). Learning to teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Pusat Statistik. (2010). Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Darmiyati, Z. (2008). Humanisasi pendidikan menemukan kembali pendidikan yang manusiawi. Jakarta: Bumi Aksara.

Okebukola, P. A. (1986). Influenced of prefered learning style on cooperative learning in science. Science Education, 70(5) , 509-517.

Rahayu, W. E., & Sudarmin, S. . (2015). Pengembangan modul IPA terpadu berbasis etnosains tema energi dalam kehidupan untuk menanamkan jiwa konservasi siswa. Unnes Science Education Journal, 2(4) , 920-926.

Suardana, I. N., & Retug, N. (2013). Pelatihan pembuatan perangkat pembelajaran berbasis budaya Bali bagi guru-guru sains SMP di Kecamatan Buleleng. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Widya Laksana , 9-19.

Suastra, I. W. (2005). Merekonstruksi sains asli (indigenous science) dalam rangka mengembangkan pendidikan sains berbasis budaya lokal di sekolah: Studi etnosains pada masyarakat Penglipuran Bali. Disertasi PPS UPI: Tidak dipublikasikan.

Suryadi, A. (2011). Pendidikan karakter bangsa: pendekatan jitu menuju sukses pembangunan pendidikan nasional. Dalam D. Budimansya, & Komalasari, K. , Pendidikan karakter: nilai inti bagi upaya pembinaan kepribadian bangsa. Bandung: Laboratorium PKN UPI.

Tandililing, E. (2014). Pengembangan Etnosains dalam pembelajaran pendidikan sains di sekolah. Diambil kembali dari Prodi Pendidikan Fisika UNTAN: http://fkip.untan.ac.id/prodi/fisika/pengembangan-etnosains-dalam-pembelajaran-pendidikan-sains-di-sekolah.html


Article Metrics

Abstract has been read : 3772 times
PDF file viewed/downloaded: 0 times


DOI: http://doi.org/10.2573/snpf.v0i0.1606

Refbacks

  • There are currently no refbacks.