KESENIAN LEDUG KABUPATEN MAGETAN (STUDI NILAI SIMBOLIK DAN SUMBER KETAHANAN BUDAYA)

Muhammad Hanif

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan nilai simbolik kesenian Ledug Kabupaten Magetan dan potensinya yang dapat dijadikan sebagai sumber membangun ketahanan budaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif etnografis. Informannya yaitu seniman, tokoh masyarakat, dan pejabat pemerintahan. Penentuan informannya dengan teknik purposive sampling.Sumber datanya bersifat primer dan skunder, serta diambil dengan teknik wawancara, pengamatan, dan pencatatan dokumen. Instrumen utamanya adalah peneliti sendiri. Sedangkan analisis datanya dengan teknik kualitatif model interaktif. Hasil penelitian menggambarkan bahwa kesenian ledug merupakan seni musik yang mempadu-padankan suara lesung dan bedug sebagai instrumen utama. Kesenian ini sebagai pengharmonian budaya Jawa (lesung) dan Islam (bedug) dan bersifat adaptif. Makna simbolik dari Ledug yakni manusia sebagai hamba Tuhan berkewajiban menjalankan ibadah secara seimbang antara ibadah yang bersifat vertikal (bedug) dengan ibadah yang bersifat horizontal (lesung). Nilai-nilai tersebut memiliki potensi sebagai sumber kekuatan dan keteguhan sikap masyarakat dalam mempertahankan budaya asli yang adiluhung dari pengaruh negatif budaya asing.


Keywords


Ketahanan Budaya; Ledug; Nilai Simbolik

Full Text:

PDF

References


Hanif, M. (2016). KESENIAN DONGKREK (STUDI NILAI BUDAYA DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER PENDIDIKAN KARAKTER). Gulawentah: Jurnal Studi Sosial, 1(2), 132-141.

Haryanto, S. (2012). Spektrum Teori Sosial Dari Klasik Hingga Postmodern. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Hatta, Meutia Farida (2010). Membangun Ketahanan Budaya Bangsa Melalui Kesenian. Makalah. www.bappenas.go.id/ index.php/download_file/view/ http//bappenas.go,id. 12 Desember 2016

Hoebel, A. (1958). The Law Primitive Man. London: McGraw Hill Book Company

Kusumo, J. (2008). Lestarikan Budayo Lokal, Kupas Filosofi Lesung https://indonesianic.

Koentjaraningrat.(2009). Pengantar Ilmu Antropologi, edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Masinambow, EKM dan Hidayat, RS. (2001). Semiotik Mengkaji Tanda Dalam Artifak. Jakarta: Balai Pustaka.

Milyartini,R. dan Alwasila A.C. (2012). Saung Angkung Udjo Sebuah Model Tranformasi Nilai Budaya Melalui Pembinaan Seni Untuk Membangun Ketahanan Budaya dalam Jurnal Integritas UPI Bandung Volume 1 Nomor 1 Desember 2012.

Pretisa, G. dan Susetyo, B. (2013). Bentuk Pertunjukan dan Nilai Estetis Kesenian Tradisional Terbang Kencer Baitussolikhin. Jurnal Seni Musik Nomor 2 Volume 2 Tahun 2013. Semarang: Unnes.

Ritzer, G. (2012). Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soekanto, Soekanto, dan Sulistyowati, B. (2014). Sosiologi Suatu Pengantar, edisi revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sutiyono. (2012). Paradigma Pendidikan Seni di Indonesia. Yogyakarta: UNY Press.

Widjaya, M.G. (2010). Misteri Bedug. http://kompasiana.com


Article Metrics

Abstract has been read : 1880 times
PDF file viewed/downloaded: 0 times


DOI: http://doi.org/10.25273/gulawentah.v2i2.1895

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Gulawentah: Jurnal Studi Sosial Metrics:

Office:
Pascasarjana Universitas PGRI Madiun

Jl. Setiabudi No. 85 Kota Madiun 63118
email : gulawentah@unipma.ac.id

 


web
analytics
Gulawentah My Stats