Peranan Mbah Wo Kucing Dalam Pelestarian Reog Dan Warok Di Kabupaten Ponorogo

Reza Adi Primawan, Abraham Nurcahyo

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang Peranan Mbah Wo Kucing dalam pelestarian Reog dan Warok di Kabupaten Ponorogo. Penelitian dilakukan di Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian kualitatif-deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer yang berupa informan dan sumber data sekunder yang berupa sumber pustaka, arsib, wawancara, dan pengamatan lapangan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga macam yaitu: observasi, dokumentasi, dan wawancara yang dilakukan dengan teknik purposive sampling. Validasi yang digunakan untuk menguji kebenaran data menggunakan trianggulasi sumber penelitian. Sedangkan analisis data menggunakan analisis model interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dari penelitian yang dilaksanakan diperoleh gambaran, bahwa perkembangan Reog dan Warok Ponorogo tidak lepas dari campur tangan orang-orang yang peduli terhadap keberlangsungannya. Salah satu tokoh yang giat untuk melestarikan Reog dan Warok di Kabupaten Ponorogo adalah Kasni Gunapati (Mbah Wo Kucing). Kasni Gunopati (Mbah Wo Kucing) lahirpada tanggal 30 Juni 1934 di Desa Kauman Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo. Mbah Wo Kucing merupakan anak pertama dari empat bersaudara putra pasangan Martorejo dan Sutilah. Usaha Kasni Gunapati (Mbah Wo Kucing) dalam melestarikan budaya lokal Ponorogo adalah dengan mendirikan paguyuban Reog Ponorogo yang diberi nama Pujangga Anom. Paguyuban Reog Pujangga Anom berdiri pada tahun 1966 sampai Mbah Wo Kucing meninggal dunia Semasa hidup Mbah WO Kucing mendedikasikan hidupnya untuk melestarikan Kesenian Reog Ponorogo dengan cara melatih murid-muridnya agar nilai-nilai karakter dalam kesenian Reog Ponorogo selalu ada dalam hati para penerusnya. Adapun peninggalan dan bukti konkret dari sepak terjang Paguyuban Pujangga Anom yang didirikan oleh Mbah Wo Kucing adalah dua dhadak merak sekaligus kepala barongannya, satu set gong, dua kendhang, satu slompret, dan pakaian-pakain menari milik murid-murid Mbah Wo Kucing. Selain itu dalam hidupnya Mbah Wo Kucing tetap menggunakan identitas Warok Ponorogo sebagai identitas dirinya. Sebagai masyarakat asli Ponorogo istilah Warok dan sebuah paguyuban Reog tidak bisa dipisahkan. Warok merupakan seorang pelaku seni sekaligus yang membahwahi sebuah paguyuban tersebut.


Keywords


Mbah Wo Kucing; Reog; Warok

Full Text:

PDF

Article Metrics

Abstract has been read : 2781 times
PDF file viewed/downloaded: 0 times


DOI: http://doi.org/10.25273/ajsp.v5i01.896

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya Indexed by: 

    

Copyright Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya ISSN 2087-8907 (printed) , ISSN 2052-2857(online)

Lisensi Creative Commons
Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya by E-JOURNAL UNIVERSITAS PGRI MADIUN is licensed under a  Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats